Sunday, September 8, 2019

Tulisan Refleksi Tentang Wanita


Woman  Is Gold
Hasil sebuah refleksi Romantika tentang Perempuan
zOleh : Paulus Eko Harsantoz

 “Kami akan membuat bagimu perhiasan emas dengan manik-manik perak”
(Kidung Agung 1:11)
    





Perkenalanku dengan perempuan terjadi saat pertama kaliku menghembuskan nafasku di dunia. Aku dapat merasakan kehidupan, suasana di dunia dan kasih sayang dari sesamaku termasuk dari seorang perempuan yang telah membesarkanku. Ibu adalah salah satu sosok perempuan yang hebat. Beliau bagaikan super hero yang luar biasa. Mengapa bisa demikian ? Jawabannya adalah karena pengorbanannya yang tidak biasa. Ada istilah jawa yang unik yaitu ”toh nyowo.” Begitu pula dengan ibuku, beliau telah “toh nyowo” untuk melahirkanku ke dunia ini. Jika tanpa kasih dan cinta, aku pasti sudah mati sebelum lahir karena aku dibunuh oleh dia. Bagiku memang dia adalah super hero yang aku kagumi. Tak hanya itu, tanggung jawabnya sungguh luar biasa, membesarkanku sampai detik ini, mendidikku dan mendampingiku di waktu sakit ataupun sehat, sedih ataupun senang dan beliau memberikanku semangat.
            “Katanya anak muda tu lagi gentar-gentarnya jatuh cinta”
            “So pasti, siapa lagi kalo nggak sama perempuan ?”
            Masa muda adalah  masa yang sangat rentan emosinya. Seperti halnya sebatang pohon yang tumbuh dengan umur yang masih muda, pohon itu akan mudah untuk dicabut atau roboh karena angin. Sama halnya dengan diriku yang sedang menjalani masa muda. Mudah sekali aku merasakan ketertarikan dengan perempuan. Yang mempunyai wajah manis, cantik, body semok ataupun berhati baik dan setia.
            Perkenalanku dengan perempuan yang kemudian membuatku jatuh cinta sudah sejak aku SD. Saat itu aku merasa tertarik dengan seorang perempuan dengan talenta yang ia miliki. Kemudian sewaktu SMP aku tertarik dengan beberapa perempuan dengan pelbagai keunikan yang mereka miliki.  Sampai saat ini lukisan wajah dan kenangan bersama mereka masih sangatlah kental, hingga sering kali mengusik permenunganku sewaktu sepi. Banyak hal yang aku alami bersama mereka, di dalam sekolah, gereja dan beberapa tempat telah menjadi saksi pengalaman bersama mereka. Ada kalanya aku hanya tertarik dengan body-nya, namun sering aku tertarik  lebih ke dalam hatinya. Dengan pengalaman-pengalaman yang menarik dan indah bersama mereka, mau ndak mau, sadar ndak sadar dan mampu ndak mampu aku telah banyak belajar tentang CINTA. Apa itu cinta yang sebenarnya aku juga tidak tahu, namun kalau kata orang-orang cinta itu adalah suatu perasaan tertarik pada seseorang  (lawan jenis) yang kemudian membuat hati menjadi damai dan bahagia jika bersama dengannya ataupun membayangkannya. Aku juga belajar tentang MENYAYANGI orang yang aku cintai dan aku juga belajar tentang MEMAHAMI sikap, perkataan, kebiasaan dan segala sesuatu yang ada padanya. Secara tidak sadar, aku juga telah belajar tentang MENERIMA APA ADANYA yang dia miliki atau dia bisa. Nilai-nilai itu sekiranya menarik dan sangatlah penting untuk aku refleksikan dan untuk bekal esok hariku.
            Sebuah penilaian itu adalah relatif, karena manusia diciptakan berbeda-beda, maka akan mempunyai penilaian yang berbeda-beda. Baik-buruk, cantik-jelek, atau menarik dan tidak menarik itu adalah relatif. Tetapi baik jika aku menyampaikan berdasarkan pengamatanku. Ini bukan laporan, tetapi ini adalah hasil refleksiku yang masih aku ingat setelah mengenal, bersahabat, menjalani cinta bersama perempuan.  Perempuan itu siapa to ? apa to yang dia sukai tu? Dan apa to yang nggak ia sukai tu? Jawabannya ada di sini. Perempuan itu adalah EMAS. Emas yang berkilau dan diinginkan oleh banyak orang, seperti halnya para lelaki yang menginginkan perempuan untuk mendampingi hidupnya. Perempuan itu EMAS. Emas yang mahal, seperti halnya perempuan yang mempunyai harga yang mahal, maaf bukannya mahal secara financial namun mahal akan kasih sayang dan lemah lembutnya. Perempuan itu EMAS. Emas yang menarik dan sudah  ada sejak zaman dahulu kala, sama halnya perempuan yang sudah ada sejak dahulu kala dan sangatlah menarik. Cukup menarik jika tidak dipandang namun akan semakin menarik jika dipandang, membuat hati dag…dig…dug! Benar ndak ? Perempuan itu adalah “sesuatu” yang telah mengambil peran dalam kebahagiaanku. Dia telah mengisi kekosongan-kekosongan, kesepian-kesepian dan kehidupanku. Dia adalah anugerah terindah yang Tuhan berikan kepadaku untuk memotivasiku. Tak lupa, dia adalah kekuatanku saat aku sedang putus asa, penghiburku saat aku sedang sedih, kecewa, gelisah dan takut. Dia sama halnya dengan seorang guru yang mengajar tentang IPA atau IPS atau Bahasa atau yang lainnya. Bagiku dia adalah guru, bedanya adalah dia guru yang cantik yang mengajarkanku tentang pelajaran CINTA.
            Di dalam hidup yang tidak pasti ini, perannya sangat aku rasakan. Kehadirannya membuat aku menjadi semakin lebih bersemangat, dan karena kehadirannya yang unik itu, membantuku untuk menemukan makna kehidupan serta menyalakan api dan membuat rohku semakin hidup. Ciri yang dapat aku mengerti tentang perempuan ialah : dia itu butuh untuk diperhatikan, bukan dihakimi ataupun dikerasi. Dia itu butuh kasih sayang yang tulus dan bukan paksaan. Dia itu tidak begitu suka dengan ”gombalan-gombalan” atau janji, tetapi lebih suka dengan bukti, Namun di balik itu, dia itu suka dengan sesuatu yang berisi, bukan kosong, misalnya saja seseorang yang bertalenta, dia pasti tidak begitu berminat dengan seseorang yang kosong atau tak punya sesuatu yang ditonjolkan. Ini yang paling kelihatan dari figur seorang perempuan, dia itu suka dan butuh untuk dimanja, tidak suka apabila dituntut-tuntut. Dia itu suka dengan hal-hal yang baru dan “wah”, tetapi tidak begitu suka dengan hal-hal yang monoton atau itu-itu saja. Dia itu lemah, tetapi juga kuat, lemah tenaganya, namun kuat hatinya dan perasaanya. Dia itu feminim dan mempunyai perasaan yang lebih dalam daripada laki-laki. Dia itu malu jika dipandang, namun akan sangat suka jika dipandang. Kalau pengamatanku, dia itu lebih suka dengan orang yang berwibawa, berkompeten, bertipe “misterius” atau “bikin penasaran” dari pada orang yang banyak bicara dengan pameran-pameran gayanya yang tidak mutu. Apalagi dengan hal-hal yang mengejutkan dan mengagumkan, dia suka sekali suka sekali. Nah ini juga perlu diingat, bahwa dia itu  suka dengan yang jujur, lucu, kuat, tabah, mampu berjalan  di antara godaan-godaan yang bertubi-tubi, orang yang berprinsip, mempunyai kemauan yang kuat, persahabatan yang saling mendukung, orang yang suka menolong, pintar dalam memberi solusi, penyayang, orang yang mencintai orang tua karena dengan mencintai orang tua, kurang lebih dia dapat mencintai kekasihnya, orang yang tekun, aktif, tanggung jawab, mudah diajak bekerjasama, terbuka, orang yang bertipe pekerja keras atau “mau rekasa,” sederhana, pembicaraannya yang bermutu, kalem, tidak banyak bicara namun banyak ide, “enthengan,” suka membantu, dan baik hati. Di bali itu, dia paling tidak suka dengan orang yang egois, terlalu sibuk dengan urusannya sendiri dan “mencla-mencle.”
            Kira-kira refleksi yang bisa aku bagikan hanya itu, sebenarnya masih banyak, namun sisanya aku titipkan kepada Tuhan, biarlah Dia yang menyampaikan kepada teman-teman dalam hidup sehari-hari. Ini bukan bohong atau hanya mengambil dari internet atau buku, namun ini kenyataan, berdasarkan pengalaman yang aku dapatkan selama hidup dalam berrelasi dan bercinta dengan perempuan. Perempuan itu adalah mutiara dan emas yang sangat berharga jika kita mampu berpikir positif dan mengambil sisi positif dari kehadirannya, namun menjadi malapetaka apabila kita salah berparadigma dengan kehadirannya di dunia ini. Kalau aku, hidupku tidak akan indah, sempurna dan berharga serta bermakna jika di dunia ini tanpa ada kehadiran perempuan, tanpa ada kasih sayangnya, tanpa ada cintanya, tanpa ada kelemahlembutannya. Bagaimana dengan hidupmu ?

-Cinta adalah anugerah yang harus dimiliki, dinikmati dan disyukuri-

No comments:

Post a Comment

Cerpen - Caraka

  CARAKA Oleh : Paulus Eko Harsanto   Hana caraka, data sawala Padha jayanya, maga bathanga *** Engkau percaya dengan berbagai b...